Beberapa orang yang memiliki keterbatasan dalam bergerak, tentunya sering menghabiskan waktu berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda. Orang-orang yang memiliki kondisi sulit untuk bergerak tentunya akan tersebut beresiko tinggi untuk mengalami kondisi luka baring.
Luka baring baring atau dikenal dengan luka dekubitus merupakan luka yang terjadi akibat tekanan yang terus menerus pada kulit. Biasanya terjadi pada orang yang tidak dapat bergerak dalam waktu lama seperti orang yang berbaring lama di tempat tidur atau yang harus menghabiskan waktu di kursi roda.
Luka dekubitus ini cukup banyak terjadi di Indonesia, dan sudah dijelaskan pada Infografis luka dekubitus. Luka ini bisa muncul di mana saja, misalnya orang yang menggunakan terapi oksigen, bisa mengalami luka tekanan di hidung, telinga, atau bagian belakang kepala akibat masker. Namun, luka dekubitus yang paling umum terjadi di bagian tubuh yang memiliki tulang dekat kulit, seperti:
- Pergelangan kaki
- Punggung
- Bokong
- Siku
- Tumit
- Panggul
- Tulang ekor
Apa Penyebab Luka Dekubitus?
Luka dekubitus ini terjadi ketika adanya tekanan yang mengurangi atau menghentikan aliran darah ke kulit. Kekurangan aliran darah ini dapat menyebabkan luka tekanan pada kulit. Sel-sel kulit di lapisan luar akan mati, ketika sel mati dan rusak maka akan terbentuk luka dekubitus.
Selain itu, luka dekubitus juga mungkin terjadi ketika adanya tekanan yang disertai dengan kelembaban dari keringat, urine, ataupun kotoran. Luka dekubitus juga akan muncul akibat gesekan kulit dengan tempat tertidur atau kursi roda ketika adanya peregangan.
Orang yang beresiko mengalami luka dekubitus adalah orang yang memiliki kulit lebih tipis, memiliki keterbatasan bergerak atau tidak bisa bergerak, mengalami kondisi koma, mengalami kelumpuhan, menggunakan kursi roda, menggunakan gips, penyangga, dan lainnya.
Gejala Luka Dekubitus
Luka dekubitus ini bisa terasa sakit dan gatal. Namun, beberapa orang mungkin belum begitu merasakannya atau tidak begitu terasa. Penampilan luka dan gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung pada tingkatan tersebut. Berikut merupakan beberapa gejala yang umum terjadi:
- Perubahan warna kulit (discoloration)
- Nyeri, gatal, atau rasa terbakar pada area luka
- Kulit terbuka
- Kulit tidak berubah warna saat ditekan
- Kulit lebih lembut atau lebih keras dibandingkan dengan sekitarnya
- Jaringan mati akan terlihat berwarna hitam
- Kemerahan atau perubahan warna disekitar luka
- Mengeluarkan nanah atau cairan hijau jika infeksi
- Berbau busuk
Tingkatan Luka Dekubitus
Luka dekubitus akan berkembang dalam beberapa tingkatan. Biasanya ahli medis yang menentukan sudah di tingkat berapa luka yang dialami, atau didiagnosa pada tingkat berapa. Berikut merupakan beberapa tingkatan dari luka dekubitus:
1. Tingkatan 1
Luka terbuka belum muncul namun, warna kulit berubah menjadi merah atau biru keunguan. Pada tahap ini dokter mungkin akan menyebutnya cedera tekanan. Jika menekannya, luka akan berubah merah setidaknya selama 30 menit. Gejala lainnya yang bisa dirasakan adalah:
- Terasa hangat jika disentuh
- Tampak seperti bengkak
- Sakit
- Gatal
- Terasa terbakar
2. Tingkatan 2
Luka terlihat namun dangkal atau sekedar goresan yang mungkin mengeluarkan nanah. Luka tingkatan ini juga bisa terlihat seperti lepuhan yang berisi cairan. Luka ini dapat merusak lapisan kulit pertama dan lapisan kedua. Gejala yang dirasakan yaitu terasa sakit dan kulit di sekitar luka mungkin berubah warna.
3. Tingkatan 3
Pada tingkatan ini, luka lebih dalam hingga lapisan lemak dibawah kulit. Namun, pada tingkatan ini tulang atau tendon masih belum terlihat. Gejala yang timbul adalah luka mungkin berbau tidak sedap.
4. Tingkatan 4
Tingkatan 4, luka akan sangat dalam dan mempengaruhi banyak lapisan jaringan bahkan kemungkinan hingga tulang. Terdapat banyak jaringan mati dan nanah. Pa tingkatan ini juga sangat mungkin terjadi infeksi. Selain itu, ketika luka mencapai tingkat ini, kemungkinan besar otot, tulang, tendon, dan sendi akan terlihat.
Luka dekubitus dapat di diagnosa oleh dokter atau tim perawatan luka. Lalu, ahli medis tersebut akan mengevaluasi luka berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran dan kedalaman luka, jenis jaringan yang terkena luka seperti kulit, otot, atau tulang, warna kulit, seberapa banyak jaringan mati akibat luka, dan kondisi luka seperti adanya infeksi, bau, ataupun pendarahan.
Perawatan Luka Dekubitus
Perawatan luka dekubitus bergantung pada tahap dan kondisi luka tidur. Mengubah posisi tubuh secara teratur dan menjaga area luka tetap bersih dan kering serta bebas iritan sangat penting untuk mempercepat penyembuhan luka.
Biasanya luka juga diobati dengan salep antibiotik, antibiotik oral, dan antibiotik intravena (IV). Selain menggunakan obat, untuk mencegah luka dekubitus semakin parah yaitu dengan menggunakan alat bantu kasur anti decubitus.
Kasur anti decubitus atau matras anti decubitus merupakan sebuah kasur yang dilengkapi dengan gelembung berisi udara yang mengembang mengempis secara bergantian bertujuan untuk menghindari tekanan pada satu titik tubuh dan mencegah terjadinya luka dekubitus.
Kasur decubitus ini dijual banyak di pasaran dengan berbagai model dan harga, salah satu Toko yang menjual kasur decubitus adalah Galeri Medika. Selain kasur anti decubitus, Galeri Medika juga menyediakan berbagai alat kesehatan yang dijamin 100% original dan dapat dikirim ke seluruh Nusantara menggunakan jasa ekspedisi terpercaya.
https://www.healthline.com/health/pressure-ulcer#treatment
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17823-bedsores-pressure-injuries
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893