Darah memiliki peran penting dalam tubuh manusia sebagai alat transformasi pembawa zat-zat yang diperlukan tubuh. Salah satu peran dari darah yaitu sebagai penyalur oksigen pada tubuh manusia. Jika oksigen yang dibawa darah tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh, maka dapat menyebabkan gejala Hipoksia. Hipoksia merupakan kondisi kurangnya pasokan oksigen untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ.
Kondisi Hipoksia ini dapat merusak saraf otak, hati, dan organ lain yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Kondisi Hipoksia terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Yaitu Hipoksia anemik, hipoksia stagnasi, hipoksia histotoksik, dan hipoksia sitopatik. Berikut merupakan penjelasan mengenai jenis hipoksia.
- Hipoksia Anemik: Hipoksia anemia merupakan suatu kondisi dimana biasanya terjadi pada pasien anemia. Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan darah tidak dapat menyerap oksigen dengan baik. Oleh karena itu, jaringan-jaringan tubuh kekurangan oksigen karena darah.
- Hipoksia Stagnasi/Sirkulasi: Hipoksia jenis ini terjadi karena sirkulasi darah tidak terdistribusikan dengan baik sehingga jaringan-jaringan pada tubuh tidak mendapat suplai darah yang cukup.
- Hipoksia Histotoksik: Kondisi ini terjadi ketika jaringan-jaringan didalam tubuh tidak dapat menggunakan oksigen yang tersedia dengan baik, padahal jumlah oksigen tersedia dengan cukup.
- Hipoksia Metabolik: Hipoksia Metabolik terjadi ketika tubuh mengalami masalah pada sistem metabolismenya sehingga membuat organ-organ tubuh tidak dapat menyerap oksigen dari darah dengan baik.
- Hipoksia Hipoksik: Jenis hipoksia ini adalah darah yang disuplai menuju organ-organ tubuh tidak memiliki kadar oksigen yang cukup sehingga menyebabkan masalah pada fungsi organ tubuh, salah satunya gangguan pernapasan.
Hipoksia ini merupakan kondisi kesehatan yang cukup umum terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh seseorang dari golongan usia berapapun baik orang tua atau anak-anak. Banyak faktor yang dapat jadi penyebab terjadinya hipoksia. Penyebab terjadinya kondisi hipoksia ini dapat berasal dari faktor eksternal maupun internal. Faktor internal dapat berasal dari penyakit paru-paru, sedangkan eksternal dapat berasal dari kebiasaan merokok, paparan polusi, debu di udara, berada di ketinggian dan lainnya. Berikut merupakan Penyebab Hipoksia.
Penyebab Hipoksia
Penyebab terjadinya hipoksia umumnya karena serangan asma pada anak-anak dan dewasa. Ketika serangan asma terjadi, dapat membuat sulit mengambil oksigen di paru-paru. Penyebab lain terjadinya hipoksia adalah sebagai berikut:
1. Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis, emfisema, bronkitis, pneumonia, dan edema pulmo
2. Konsumsi obat penahan rasa sakit yang terlalu kuat dan minuman keras yang dapat menghambat bernafas
3. Masalah hati
4. Anemia
5. Kontaminasi asap (rokok, polusi, debu)
6. Berada di ketinggian
7. Kontaminasi bahan kimia
Meskipun kondisi hipoksia ini umum terjadi, namun jika tidak ditangani dengan cepat, kondisinya akan semakin parah dan dapat membahayakan tubuh seperti kejang, gangguan otak, dan lainnya. Baca artikel berikut untuk mengetahui Bahaya Hipoksia Jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, Kita harus mengetahui gejala dari Hipoksia agar bisa mendapati penanganan dengan cepat.
Gejala Hipoksia
Gejala Hipoksia berbeda-beda bagi setiap orang. Namun, gejala Hipoksia pada umumnya yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
-
- Pusing, bahkan hingga pingsan
- Dyspnea (Kesulitan bernafas)
- Detak jantung cepat
- Kecemasan
- Perubahan warna kulit di bibir dan ruas-ruas jari
- Nafas cepat
- Euforia
- Nafas lebih pendek
Apabila gejalanya semakin parah maka dapat menyebabkan denyut jantung lambat dan kegelisahan yang semakin menjadi-jadi. Kondisi tersebut harus segera ditangani dengan cepat. Gejala hipoksia dapat dideteksi dengan melakukan deteksi detak jantung, sp02, volume dan irama pernapasan. Dalam menentukan kadar oksigen didalam tubuh, biasanya petugas kesehatan akan melakukan salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi hipoksia dan penyebabnya. Beberapa tes tersebut dapat meliputi:
- Pulse Oksimeter
Tes ini dilakukan dengan cara menjepit jari tangan, jari kaki, atau daun telinga untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah menggunakan alat pulse oksimeter atau Oksimetri Nadi. Selain itu, tes ini juga dapat mengetahui seberapa efisien oksigen dialirkan ke seluruh tubuh. - Analisis Gas Darah
Analisis gas darah dilakukan untuk menentukan kadar oksigen dan gas lainnya di dalam darah, termasuk tingkat keasaman atau pH darah. Analisis ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari pembuluh arteri pergelangan tangan. - Spirometri (Tes Pernapasan)
Tes Spirometri dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal fungsi pernapasan dan seberapa baik paru-paru-paru membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tes ini dilakukan dengan cara pasien menghembuskan nafas secara dalam-dalam ke tabung yang terhubung dengan mesin atau komputer.
Tes tersebut dapat dilakukan untuk mengetahui apakah gejala yang dialami mengacu pada hipoksia. Setelah dilakukan oleh tenaga kesehatan dan ternyata mengacu pada hipoksia maka akan disarankan melakukan pengobatan tergantung dengan penyebab yang mendasarinya. Biasanya pengobatan yang dilakukan dapat berupa meminum obat atau menggunakan alat kesehatan seperti CPAP dan lainnya.
Pengobatan Hipoksia
Pengobatan Hipoksia tergantung dari penyebabnya. Penyebabnya mungkin dapat terjadi karena peristiwa 1 kali atau bisa juga kondisi yang berlangsung. Biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan pengobatan
1. Obat Inhalasi yang dapat membuka saluran pernapasan biasanya untuk mengobati asma atau penyakit paru-paru
2. Obat yang membantu mengurangi kelebihan cairan pada paru-paru (diuretik)
3. Penggunaan CPAP (Continuous Positive Airways Pressure Mask) untuk mengobati sleep apnea
4. BiPAP untuk mengobati COPD atau beberapa jenis gangguan tidur lain
5. Memberikan oksigen tambahan ketika hipoksia kronis
Tentunya lebih baik mencegah daripada mengobati. Pencegahan hipoksia terbilang cukup mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun, meskipun pada awalnya sulit namun jika ingin berusaha maka dapat dilakukan dalam upaya pencegahannya. Beberapa upaya pencegahan hipoksia adalah berhenti merokok, olahraga secara teratur, hindari menjadi perokok pasif, menghindari pemicu asma, dan mengkonsumsi makanan sehat agar tetap aktif.
Selain itu, mengontrol kadar oksigen dalam darah juga merupakan hal yang penting dilakukan terutama saat gejala dari Hipoksia itu terjadi. Salah satu alat yang bisa digunakan kapan saja yaitu Pulse Oksimeter. Pulse Oksimeter ini merupakan alat ukur denyut nadi atau saturasi oksigen didalam darah dengan cara menempatkannya ke salah satu jari. Pulse oksimeter ini sudah banyak dijual dipasaran dengan model yang beragam. Salah satu toko yang menjual Pulse Oksimeter adalah Galeri Medika. Galeri Medika menyediakan berbagai alat kesehatan yang dijamin 100% original dan dapat dikirim ke seluruh penjuru Nusantara menggunakan jasa ekspedisi yang terpercaya.
https://www.alodokter.com/penyebab-hipoksemia-dan-cara-mengukurnya
https://hellosehat.com/pernapasan/pernapasan-lainnya/hipoksia/
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipoksia
https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/8406/3884