Setiap hari, jutaan alat medis bekas seperti jarum suntik, lancet juga lainnya digunakan dirumah sakit, klinik ataupun bahkan dirumah kita. Namun, banyak yang belum menyadari pentingnya membuang alat medis bekas ini dan ternyata perlu perlakuan khusus lho. Karena limbah yang dihasilkan berpotensi menimbulkan risiko infeksi dan cidera baik untuk diri sendiri, orang lain maupun lingkungan apabila tidak ditangai dengan prosedur yang tepat. Sehingga penting loh megetahui bagaimana proses pembuangan masing masing limbah tersebut. Lalu bagaimana prosedur pembuangannya? Dan jika terkena harus bagaimana? Simak artikel ini sampai selesai ya!

Mengenal Lebih Jauh Tentang Limbah Medis

Limbah medis merupakan bagian dari limbah yang dihasilkan di fasilitas perawatan kesehatan, seperti rumah sakit, praktik dokter gigi, bank darah, dan klinik hewan, serta fasilitas juga laboratorium penelitian medis. Secara umum, limbah medis adalah limbah perawatan kesehatan yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, atau bahan lain yang berpotensi menular dan sering disebut sebagai limbah medis yang diatur. Jenis limbah medis teratur meliputi :

  • Sharps (benda tajam) seperti jarum suntik, lancet, dan pisau bedah, yang berisiko menyebabkan cedera dan infeksi jika tidak dibuang dengan benar
  • Limbah infeksius yang mencakup darah, cairan tubuh, atau bahan yang terkontaminasi patogen berbahaya
  • Limbah kimia yang terdiri dari bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam perawatan medis atau pengujian laboratorium.
cara membuang limbah medis

Limbah medis yang termasuk dalam kategori “sharps” meliputi jarum suntik, lancet, dan alat tajam lainnya bisa mengandung patogen berbahaya, seperti virus dan bakteri, sehingga membutuhkan pengelolaan yang hati-hati. Mengabaikan prosedur yang benar saat membuangnya dapat menyebabkan cedera serius dan penularan infeksi lho. Jangan sekali-kali menaruh jarum suntik dan benda tajam lainnya (yang tidak dibuang di tempat pembuangan benda tajam) di tempat sampah rumah tangga atau tempat sampah umum atau tempat sampah daur ulang, dan jangan sekali-kali membuangnya ke toilet.

Prosedur Pembuangan Alat Medis Bekas Yang Aman

Penangangan limbah medis, khususnya benda tajam, memerlukan perhatian khusus lho, untuk meminimalisir resiko, berikut langkah yang bisa dilakukan :

1. Gunakan wadah yang tepat

Limbah yang terkontaminasi harus ditempatkan dalam kantong biohazard antibocor yang ditutup rapat, lalu dimasukkan ke dalam wadah berlabel yang juga antibocor dan antitusuk di area penyimpanan yang aman. Wadah benda tajam digunakan untuk membuang barang-barang tajam seperti tabung bekas yang mengandung sedikit darah, pisau bedah, jarum, dan spuit. Penanganan yang tepat ini sangat penting untuk menghindari cedera atau infeksi yang dapat ditimbulkan akibat kontak langsung dengan benda tajam atau bahan terkontaminasi.

FDA merekomendasikan agar jarum bekas dan benda tajam lainnya segera dibuang ke dalam wadah pembuangan benda tajam yang telah disetujui oleh FDA. Wadah pembuangan ini biasanya tersedia di apotek, perusahaan penyedia peralatan medis, penyedia layanan kesehatan, dan dapat dibeli secara daring. FDA telah mengevaluasi keamanan dan efektivitas wadah-wadah tersebut, serta mengizinkannya untuk digunakan oleh profesional perawatan kesehatan dan masyarakat umum guna membantu mengurangi risiko cedera dan infeksi akibat benda tajam.

2. Jangan membuang limbah medis sembarangan

Jangan sekali-kali menaruh jarum suntik dan benda tajam lainnya (yang tidak dibuang di tempat pembuangan benda tajam) di tempat sampah rumah tangga atau tempat sampah umum atau tempat sampah daur ulang, dan jangan sekali-kali membuangnya ke toilet. Hal ini dapat membahayakan petugas sampah dan pembuangan limbah, petugas kebersihan, pembantu rumah tangga, anggota rumah tangga, dan anak-anak.

3. Memisahkan limbah medis dengan jenisnya

Limbah medis perlu dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Limbah tajam, seperti jarum suntik, harus dipisahkan dari limbah lainnya, seperti pembalut atau kapas medis. Setiap jenis limbah memerlukan perlakuan yang berbeda, dan pemisahan ini penting untuk mengurangi risiko kontaminasi silang dan memudahkan proses pembuangan yang aman.

4. Jangan hancurkan dan bakar limbah medis sembarangan

Mungkin ada yang beranggapan untuk menghancurkan atau membakar alat medis bekas sebagai cara untuk mengurangi risiko. Namun, ini adalah tindakan yang berbahaya. Membakar atau menghancurkan limbah medis dapat memicu kebakaran atau menyebarkan bahan berbahaya ke udara. Proses pembuangan limbah medis harus dilakukan dengan cara yang sesuai dan aman, yang umumnya hanya dapat dilakukan oleh fasilitas atau tenaga profesional, CDC dan badan lainnya, seperti EPA, menetapkan pedoman dan regulasi yang ketat mengenai pengelolaan limbah medis teratur untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Prosedur ini mencakup penggunaan wadah pengumpulan yang tahan tusukkan untuk sharps dan penggunaan teknologi yang aman untuk pemusnahan limbah infeksius.

cara membuang limbah medis

Penanggulangan Jika Terkena Limbah Medis

Meskipun sudah berhati-hati, terkadang kejadian yang tidak diinginkan bisa terjadi. Jika Anda tertusuk jarum atau terpapar limbah medis lainnya, segera lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Cuci bagian yang tekena limbah medis
    Jika Anda tertusuk jarum atau benda tajam lainnya, atau terpapar darah atau cairan tubuh yang berpotensi menularkan infeksi melalui mata, hidung, mulut, atau kulit yang terluka, segera lakukan tindakan pembersihan. Cuci area yang terkena dengan air mengalir dan sabun, atau gunakan disinfektan kulit seperti alkohol gosok atau pembersih tangan berbasis alkohol untuk membunuh kuman. Jika darah atau cairan tubuh lainnya masuk ke mata, hidung, mulut, atau kulit, segera lakukan langkah yang sama untuk membersihkan area tersebut dengan hati-hati dan sesuai prosedur untuk mengurangi risiko infeksi.
  2. Lapor ke petugas
    Segera laporkan kejadian tersebut kepada instruktur atau atasan Anda, dan berikan informasi lengkap mengenai insiden yang terjadi. Ikuti prosedur yang berlaku di sekolah atau lembaga untuk mencari pertolongan medis, baik dengan menghubungi petugas kesehatan atau pergi ke fasilitas medis terdekat. Tindakan cepat ini sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.
  3. Cegah Insiden Terulang
    Setelah insiden terjadi, evaluasi kembali prosedur dan langkah-langkah pembuangan limbah medis di lingkungan sekitar ya. Hal tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Dan selalu memastikan menggunakan wadah pengumpulan sharps yang aman dan sesuai dengan pedoman.

Pengelolaan limbah medis bukan hanya sekedar menjaga kebersihan ya, dengan kita mengetahui prosedurnya, kita bisa menjaga keselamatan diri kita sendiri, orang lain maupun lingkungan. Jadi penting dicatat bahwa pembuangan limbah medis yang tepat itu membutuhkan fasilitas dan alat yang tepat. Proses pemusnahan yang tidak tepat juga seperti pembakaran dapat menyebabkan dampak besar bagi lingkungan dan udara sekitar lho, jadi tidak boleh sembarangan.

Sebagai solusinya, penggunaan alat penghancur jarum otomatis bisa jadi salah satu pertimbangan. Berdasarkan penelitian, alat ini terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proses pembuangan limbah medis. Dengan alat yang tepat, risiko cedera atau infeksi dapat diminimalisir, sekaligus memastikan proses pembuangan limbah berlangsung lebih terorganisir dan sesuai prosedur. Alat penghancur jarum atau syringe destroyer tersebut bisa didapatkan di galerimedika.com ya, selain itu galeri medika juga menjual berbagai alat kesehatan yang 100% original dan bisa dikirim ke seluruh indonesia.

Klik Untuk Lihat Sumber>

https://www.fda.gov/medical-devices/safely-using-sharps-needles-and-syringes-home-work-and-travel/best-way-get-rid-used-needles-and-other-sharps
https://www.cdc.gov/healthcare-associated-infections/hcp/cleaning-global/procedures.html
https://www.epa.gov/rcra/medical-waste
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK593203/
https://www.cdc.gov/infection-control/hcp/environmental-control/regulated-medical-waste.html
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9117800/