Menentukan seseorang mengalami hipertensi menurut DrYuda Turana, SpS. Dokter spesialis neurologi dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) tidak bisa dengan satu kali mengukur tekanan darah saja. Butuh beberapa kali untuk mendapatkan rata-rata orang mengidap hipertensi, yakni tekanan darah di atas 135/85 mmHg.
Disebutkan olehnya, ada waktu-waktu terbaik untuk mengukur tekanan darah saat di rumah. Mengukur tekanan darah ini memiliki tujuan, yakni untuk diagnostik (apakah seseorang mengidap hipertensi) dan pemantauan pengobatan.
Kalau untuk yang pertama yang diagnosis sebainya dilakukan 7 sampai 10 hari, dimana pengukuran hari pertama diabaikan. Diukur dua klai sebaiknya pagi dan malam.
Pagi hari bisa dilakukan sesaat setelah bangun tidur, dianjurkan tidak sarapan atau minum kopi terlebih dahulu agar hasil yang diharapkan lebih akurat. Pada malam hari dilakukan sebelum tidur. Lalu lihat reratanya apakah melebihi angka normal 135/85 mmHg.
Sementara tujuan yang kedua, pemantauan dilakukan sesempat mungkin untuk mengevaluasi dan mengontrol tekanan darah. Jika kedapatan tinggi, maka dilakukan beberapa intervensi dengan meminum obat maupun periksa ke dokter.
Bagaimana jika saya mengambil pengobatan, apakah ini mempengaruhi ketika saya harus memeriksa tekanan darah saya? Jawabannya iya. Jika minum obat tekanan darah tinggi, pengukuran Anda harus sesuai dengan dosis Anda. Waktu terbaik untuk memeriksanya adalah sebelum Anda minum obat. Pada titik inilah tingkat pengobatan dalam tubuh Anda akan mencapai titik terendah. Ini dikenal sebagai bilai palung. Mengukur tekanan darah Anda sebelum mengambil dosis berikutnya akan menunjukkan seberapa baik obat telah bekerja.
Variabel penting lain yang perlu dipertimbangkan adalah gejala. Jika Anda mengalami gejala tekanan darah tinggi, sebaiknya lakukan pengukuran. Tentu saja, jika gejalanya parah, hubungi dokter Anda supaya mendapatkan bantuan segera.
Gejala umum tekanan darah tinggi, diantaranya :
1. Sakit kepala hebat
2. Berdebar di dada, leher atau telinga Anda
3. Detak jantung tak teratur
4. Kelelahan
5. Masalah penglihatan
6. Masalah pernapasan
Mengukur tekanan darah saat mengalami gejala-gejala ini dapat membantu menentukan apakah tekanan darah tinggi adalah penyebabnya. Mungkin juga obat Anda menurunkan tekanan darah terlalu banyak. Pembacaan tekanan darah selama gejala juga dapat membantu menentukan apakah penyesuaian terhadap obat Anda perlukan, baik dalam dosis atau waktu hari itu diambil
Hal apa lagi yang penting saat memeriksa tekanan darah? Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembacaan tekanan darah Anda. Pedoman berikut akan membantu anda mendapatkan hasil terbaik dan paling akurat dari pemantauan tekanan darah Anda.
Saat Anda menetapkan tekanan darah Anda, gunakan pedoman berikut untuk mengontrol lonjakan dalam bacaan Anda :
1. Kafein – menahan secangkir kopi di pagi hari sebelum mengukur tekanan darah ( beri jeda 30 menit)
2. Merokok – jika Anda dapat berhenti merokok, hati Anda akan berterimakasih. Jika tidak bisa, hindari setidaknya setengah jam sebelum anda melakukan pengukuran
3. Olahraga – memang bags untuk dilakukan, tetapi tunggu sampai setelah Anda memeriksa tekanan darah( beri jeda 30 menit)
4. Obat – untuk hasil yang lebih akurat, Anda harus memiliki sedikit mungkit obat dalam darah Anda
5. Makanan – tunggu untuk tidak makan sampai selesai melakukan pengukuran
6. Alkohol – hindari konsumsi alkohol
7. Suhu Dingin – jantung Anda akan bekerja keras untuk membuat Anda tetap hangat. Dapatkan suhu yang nyaman sebelum mengukur tekanan darah
8. Kandung kemih penuh – dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jadi, berhentilah minum sebelum Anda mengukur tekanan darah
Kesimpulan
Orang dengan tekanan darah tinggi sering tidak mengalami penurunan tekanan darah waktu malam hari. Kurangnya penurunan tekanan darah pada malam hari disebut sebagai non-mencelupkan. Apa masalahnya? Serangan jantung dan Stroke telah ditemukan berhubungan dengan non-mencelupkan. Tekanan darah Anda tetap tinggi, dan tubuh Anda tidak dalam keadaan rileks seperti seharusnya selama istirahat.
Hipertensi juga menjadi salah satu faktor risiko penyebab kematian hampir seluruh dunia, padahal kondisi ini sangat bisa dicegah. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 tercatat prevalensi hipertensi sebesar 34,1% dari populasi usia dewasa dan menjadi penyebab utama gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah di Indonesia.
Masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia mengidap hipertensi yang tidak menjalani pengobatan terkendali.