Namun tahukah Anda bila semua ini memiliki zat aditif? Apakah mencampurkan zat aditif berbahaya? Zat aditif tidak berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Bahkan garam juga termasuk zat aditif alami yang bahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Namun apa itu zat aditif?
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada yang zat aditif murni dari alam ada zat aditif sintesis atau buatan manusia. Dengan teknologi yang semakin maju, manusia mampu menciptakan beberapa zat aditif yang membuat makanan dan minuman jadi lebih enak, awet, indah dilihat dan terjaga vitamin dan mineralnya. Zat aditif juga yang membuat semua kalangan menjadi lebih nafsu makan.
Ada beberapa jenis zat aditif yang ditemukan di makanan dan minuman olahan seperti:
• Bulking agent, meningkatkan volume makanan tanpa mengubah jumlah kalori yang ada.
• Raising agent atau bahan pengembang, meningkatkan volume makanan dengan pembentukan gas dari bahan tersebut.
• Propelan, bahan yang berupa gas untuk memudahkan makanan dikeluarkan dari kemasannya. Propelan yang diperbolehkan dalam Per Menkes adalah Nitrogen, Dinitrogen Monoksida, dan propana
• Pembentuk gel, mengubah tekstur makanan menjadi gel. Contohnya Asam alginat beserta garam natrium, kalium, dan kalsiumnya, agar-agar, karagen, rumput laut eucheuma olahan, gom gelan, gelatin dan pektin.
• Glazing agent atau pelapis, untuk memperbaiki tampilan dan melindungi makanan. Contohnya Malam, Lilin kandelila, Lilin karnauba. Syelak, Lilin mikrokristalin.
• Flour treatment, meningkatkan kualitas makanan yang dipanggang yang ditambahkan kepada tepung untuk memperbaiki warna, mutu adonan, dan/atau pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan, pemucat, dan pematang tepung.
• Penstabil dan pengeras adalah bahan tambahan pangan untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen pada pangan
• Pengental, meningkatkan tekstur dan konsistensi berguna untuk menstabilkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu
• Pengawet, untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
• Garam mineral, meningkatkan tekstur dan rasa.
• Foaming agent, menjaga keseragaman kadar aerasi gas dalam makanan.
• Penambah rasa, meningkatkan kekuatan rasa pada makanan dan minuman
• Perasa, menambah rasa pada makanan.
• Humektan, adalah bahan tambahan pangan untuk mempertahankan kelembaban pangan Sebuah humektan menarik dan mempertahankan kelembaban udara sekitarnya melalui penyerapan, menarik uap air ke dalam dan/atau di bawah permukaan objek.
• Pewarna adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna alami dan sintetis, yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki warna
• Pengasam, adalah bahan tambahan pangan untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau mempertahankan derajat keamanan pangan.
• Emulsifier, adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya
• Pemanis buatan, meningkatkan rasa manis. adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak berada di alam. Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa.
• Antioksidan, merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain, sehingga antioksidan sebagai bahan aditif makanan adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan bahkan bau tengik pada makanan akibat oksidasi
• Anti-caking agent, adalah bahan tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam serbuk atau granul, untuk mencegah mengempalnya produk pangan, sehingga mudah dikemas, ditranspor, dan dikonsumsi.
Berikut ini penyakit yang disebabkan banyak mengonsumsi zat adiktif.
1. Pengawet
Pengawet seperti contohnya benzoat, monogliserida, digliserida, nitrat, nitrit, dan sulfit dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan ginjal, pencernaan, saraf bahkan jantung.
2. MSG (Mono sodium glutamat)
Akan ada efek samping bila kita sering mengonsumsi makanan yang mengandung MSG yaitu Sakit kepala, Berkeringat, Terasa ada tekanan pada wajah atau sesak, Mati rasa, kesemutan atau sensasi terbakar di wajah, leher dan area lainnya, Detak jantung berdebar cepat, Sakit dada, Mual, Kelemahan.
3. Sirup jagung tinggi fruktosa
Sirup jagung tinggi fruktosa merupakan pemanis yang sering digunakan dalam produk makanan dan minuman kemasan, seperti air soda, kue dan permen. Beberapa penelitian menunjukkan, zat aditif ini dapat menyebabkan sakit perut kronis dan gangguan pencernaan lainnya pada orang-orang yang memiliki intoleransi terhadap sirup jagung tinggi fruktosa.
4. Gula dan garam
Kedua bahan tersebut paling tidak asing di telinga kita. Walaupun kedua berasal dari alam, kedua bahan ini sangat berbahaya jika di konsumsi secara berlebihan. Gula yang berlebih akan menimbulkan penyakit diabetes militus. Sedangkan jika banyak konsumsi garam akan menimbulkan penyakit jantung.
Itulah bahaya jika kita makan makanan yang mengandung aditif secara berlebihan. Semua yang berlebihan itu tidak baik apalagi makanan yang mengandung zat aditif. Perlu dikurangi teruntuk semua anggota keluarga khususnya untuk bayi, anak-anak yang sedang masa pertumbuhan dan manula untuk meningkatkan kesehatan.