Saat pandemi seperti ini, kita harus bagaimana cara kita mengetahui apakah kita terkena flu biasa atau terpapar virus covid-19.
Baik flu biasa maupun COVID-19, keduanya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Namun, kedua virus ini berasal dari golongan yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Virus penyebab flu berasal dari golongan rhinovirus. Virus ini menyebar dari manusia ke manusia dan paling sering menyerang anak-anak atau remaja. Infeksi rhinovirus bisa terjadi sepanjang tahun, tapi paling sering flu ini terjadi pada musim hujan. Sedangkan COVID-19 disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus yang berasal dari kelelawar.
Covid-19 menginfeksi saluran pernapasan bagian bawah, yang berarti bahwa sebagian besar gejala dirasakan di dada dan paru-paru. Hal ini berbeda dengan flu biasa yang menginfeksi saluran pernapasan atas, di mana Anda akan mengalami hidung tersumbat atau mengeluarkan ingus yang mana gejala-gejala tersebut tampaknya sebagian besar tidak ada pada orang-orang dengan coronavirus, meskipun tidak semua penderita coronavirus terbebas dari gejala flu biasa.
Dengan demam, Anda mungkin lebih banyak bersin atau hidung tersumbat. Tetapi yang membedakannya dari gejala Covid-19 adalah demam (suhu di atas 38 derajat Celsius) dan disertai batuk terus-menerus.
Berikut ini beberapa perbedaan gejala flu biasa dengan covid-19
1. Flu Biasa
Flu biasa terjadi ketika rhinovirus menyerang saluran pernapasan. Umumnya, keluhan yang muncul datang dari hidung dan tenggorokan (saluran pernapasan atas).
Flu umumnya dapat sembuh sendiri dalam waktu 4–9 hari. Semakin kuat daya tahan tubuh, semakin cepat flu sembuh. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan penderita flu untuk banyak beristirahat, makan makanan bernutrisi, dan minum air putih yang cukup. Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
• Bersin-bersin
• Hidung tersumbat dan berair
• Sakit tenggorokan
• Sakit kepala ringan
• Batuk
• Demam (jarang)
• Gejala-gejala tersebut biasanya muncul 1–3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit
2. COVID-19
Sama seperti rhinovirus, virus Corona juga menginfeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, orang yang menderita COVID-19 bisa mengalami gejala yang mirip dengan flu. Meski begitu, virus Corona yang sekarang sedang mewabah lebih sering menyebabkan keluhan pada saluran pernapasan bawah. Virus Corona bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil atau menyusui serta bayi dan anak-anak. Munculnya gejala COVID-19 ini disebabkan oleh reaksi tubuh untuk melawan virus Corona.
Ada 3 gejala utama yang dapat muncul pada COVID-19, yaitu:
• Demam tinggi
• Batuk
• Sesak napas
Pasien juga bisa mengalami nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, diare, mual, dan muntah. Namun, gejala ini jarang terjadi dan tidak khas pada pasien COVID-19. Risiko jadi semakin tinggi apabila Anda baru-baru saja pergi ke luar negeri
Pengobatan kedua penyakit jelas berbeda. Berikut pengobatan kedua penyakit ini.
1. Flu Biasa
Apabila flu biasa, biasanya Anda hanya diminta istirahat yang cukup oleh dokter dan makan makanan yang dengan gizi yang cukup serta selalu menjaga kebersihan diri. Sementara untuk meringankan gejala flu, dokter biasanya akan memberikan:
Chlorpheniramine dan pseudoephedrine
Obat flu dengan kombinasi ini bisa dikonsumsi untuk meredakan keluhan hidung tersumbat dan berair. Chlorpheniramine bekerja dengan cara menghambat senyawa histamin yang menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah hidung, sementara pseudoephedrine akan mengecilkan pembuluh darah yang melebar akibat histamin.
Paracetamol dan ibuprofen
Kedua obat ini bisa Anda gunakan untuk mengatasi gejala flu yang disertai dengan demam ringan. Baik paracetamol maupun ibuprofen tersedia dalam beragam merek, serta sangat mudah ditemukan di apotek atau toko obat.
Kombinasi paracetamol
Kombinasi paracetamol, chlorpheniramine, pseudoepherine, dan guaifenesin Jika mengalami flu yang disertai demam, batuk berdahak, dan pilek, Anda bisa mengonsumsi obat flu dengan kombinasi paracetamol, chlorpheniramine, pseudoephedrine, dan guaifenesin untuk meredakan gejala-gejala tersebut.
2. COVID-19
Gejala COVID-19 yang seperti flu biasa dapat diringankan dengan obat flu. Apabila mengalami sesak napas yang ringan, Anda juga bisa mencoba beberapa cara atau posisi untuk mengatasi sesak napas.
Namun ingat, Anda tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Untuk kasus COVID-19 yang gejalanya berat, Anda harus memeriksakan diri ke dokter dan menjalani perawatan di rumah sakit. Pengobatan resmi untuk COVID-19 belum ditemukan, namun ada beberapa anti virus yang diduga bisa bermanfaat untuk mengatasi penyakit. Pengobatan utama di rumah sakit sejauh ini ditujukan untuk menjaga kondisi pasien dan mengatasi komplikasi yang muncul agar tidak berakibat fatal.
Pengobatan ditujukan untuk menjaga kondisi pasien dan mengatasi komplikasi yang muncul agar tidak berakibat fatal.
Meski belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah infeksi virus Corona, Anda bisa meminimalkan risiko terkena infeksi ini dengan cara:
• Mencuci tangan dengan air dan sabun setidaknya selama 20 detik.
• Menggunakan masker setiap beraktivitas di luar ruangan atau di tempat umum.
• Memperbanyak minum air putih.
• Beristirahat yang cukup.
• Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor.
• Menghindari kontak dengan orang yang sedang batuk dan demam.
Infeksi virus Corona bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga yang sangat berat dan mengancam nyawa. Gejala COVID-19 yang ringan memang bisa mirip dengan gejala flu biasa. Oleh karena itu, Anda perlu lebih jeli mengenali perbedaannya, berdasarkan penjelasan di atas.
Bila Anda mengalami gejala-gejala flu, terutama yang tidak sembuh lebih dari 1 minggu dan disertai demam tinggi, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya.