Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih tidak peduli akan kebersihan. Bahkan diare bisa menyebabkan meninggal apabila tidak segera ditangani terutama pada anak-anak.
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Penyakit ini ada yang hanya perlu beberapa-hari sembuh dan ada yang hingga berminggu-minggu. Yang lebih buruknya, apabila penderita mengalami dehidrasi, penyakit ini bisa berakibat fatal dan perlu ditangani oleh tim medis karena tubuh terus mengeluarkan cairan dari buang air besar.
Gejala yang timbul dari diare ini adalah Perut terasa mulas, tinja encer atau bahkan berdarah, mengalami dehidrasi, pusing, lemas, dan kulit kering.
Segera cari pertolongan medis jika Anda memiliki bayi atau anak-anak yang mengalami diare selama lebih dari 24 jam, terutama jika disertai gejala dehidrasi, demam melebihi 39 derajat Celsius, tinja mengandung nanah, atau tinja berwarna hitam.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman, virus dan bakteri pada usus besar Anda, alergi, makan-makanan yang pedas, makanan yang tidak bersih, tidak mencuci tangan dengan bersih, dan efek samping dari obat-obatan.
Sebagian besar kasus diare dapat pulih dalam beberapa hari tanpa memerlukan pengobatan. Penderita diare dapat menerapkan beberapa hal berikut ini di rumah untuk meredakan gejalanya
1. Meningkatkan konsumsi cairan.
Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit adalah salah satu kunci penting dalam penanganan diare. Hal ini juga diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Caranya adalah dengan mengonsumsi cairan sebanyak-banyaknya, bisa berupa air putih, jus, atau kaldu. Pada anak-anak, pemberian oralit sangat disarankan. Pada bayi yang masih menyusui, asupan ASI harus selalu terjaga.
2. Mengonsumsi makanan yang tepat
Saat mengalami diare, penderita dianjurkan untuk mengonsumsi makanan lunak selama beberapa hari. Selain itu, hindari juga makanan yang sarat lemak, serat, atau bumbu. Jika kondisi usus sudah membaik, ganti ke makanan semi padat dengan kadar serat yang ditingkatkan secara bertahap.
Jika upaya penangan diare secara mandiri belum berhasil, maka dokter dapat memberi obat-obatan untuk mengatasinya. Dokter dapat meresepkan antibiotik jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.
Di samping obat antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat yang dapat memperlambat gerakan usus, sehingga mengurangi diare yang parah. Contoh obat tersebut adalah loperamide dan bismuth subsalicylate. Diskusikan kembali dengan dokter mengenai manfaat dan risiko mengonsumsi obat anti diare.
Untuk obat pereda rasa sakit, meski tidak dapat mengobati diare, dokter akan meresepkannya jika diare disertai demam dan nyeri. Contohnya adalah paracetamol atau ibuprofen.
Untuk kasus diare yang berlangsung lama, misalnya akibat radang usus, dokter perlu menangani penyakit tersebut terlebih dahulu. Setelah kondisi penyebabnya tertangani, maka diare akan otomatis mereda.
Diare bisa dicegah. Apa beberapa cara agar kita terbebas dari penyakit yang berbahaya ini.
• Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Hindari memakan buah-buahan atau sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
• Minum air yang sudah di masak.
• Hindari makan makanan yang pedas secara berlebihan.
• Pastikan semua alat-alat untuk makan bersih dan higienis.
• Usahakan makan makanan yang berasal dari masakan rumah karena sudah jelas higienis
• Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging atau sayuran yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk. Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.
Untuk mencuci tangan yang bersih, Anda bisa gunakan sabun merk onemed yang memiliki 30 persen triclosan yang mampu membersihkan tangan dari kuman dan memberikan keharuman yang menenangkan. Sabun cair onemed ini berisi 500 ml sangat besar dan berwarna hijau yang cukup enak dilihat. Jadi tunggu apa lagi? Ayo segera beli sabun cair Onemed