Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Penyebab Penyakit Autoimun
Belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini:
Etnis. Beberapa penyakit autoimun umumnya menyerang etnis tertentu. Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa orang Eropa, sedangkan lupus rentan terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin.
Gender. Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria. Biasanya penyakit ini dimulai pada masa kehamilan.
Lingkungan. Paparan dari lingkungan, seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta infeksi virus dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan memperparah keadaannya.
Riwayat keluarga. Umumnya penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang lain. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena penyakit autoimun yang lain.
Gejala Penyakit Autoimun
Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama. Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
• Kelelahan.
• Pegal otot.
• Ruam kulit.
• Demam ringan.
• Rambut rontok.
• Sulit berkonsentrasi.
• Kesemutan di tangan dan kaki.
10 Penyakit umum akibat dari autoimun
Ada lebih dari 80 penyakit autoimun yang berbeda. Berikut adalah 10 yang paling umum.
1. Diabetes tipe 1
Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Pada diabetes melitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Hasil gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
2. Rheumatoid arthritis (RA)
Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan kemerahan, terasa panas, nyeri, dan kekakuan pada persendian.
Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat mulai sedini 30-an atau bahkan lebih muda.
3. Psoriasis
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak lagi dibutuhkan. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Sel-sel ekstra terbentuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak berwarna putih pada kulit.
Hingga 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka. Bentuk penyakit ini disebut arthritis psoriatik.
4. Skelorosis ganda
Skelrosis ganda merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat Anda. Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang dari dan menuju seluruh tubuh Anda.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemas, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan. Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda. Menurut a Studi penelitian, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam waktu 15 tahun setelah penyakit dimulai.
5. Lupus
Walaupun dokter di tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit karena ruam yang biasa, bentuk sistemik yang paling umum sebenarnya mempengaruhi banyak organ termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung. Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum dari penyakit lupus.
6. Penyakit radang usus
Penyakit radang usu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus. Setiap jenis penyakit ini mempengaruhi bagian saluran gastrointestinal yang berbeda.
7. Penyakit Addison
Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen. Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa). Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Gejalanya meliputi lemas, lelah, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
8. Penyakit Graves
Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon. Hormon tiroid mengendalikan penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai metabolisme.
Memiliki terlalu banyak hormon ini meningkatkan aktivitas tubuh Anda, menyebabkan gejala seperti gugup, detak jantung yang cepat, intoleransi panas, dan penurunan berat badan.
Salah satu gejala utama penyakit ini adalah mata menonjol, yang disebut propotis.
9. Sindrom Sjögren
Kondisi ini menyerang kelenjar yang menyediakan pelumas pada mata dan mulut. Gejala khas sindrom Sjögren adalah mata kering dan mulut kering, tetapi juga dapat mempengaruhi sendi atau kulit.
10. Tiroiditis Hashimoto
Pada tiroiditis Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat menjadi penurunan. Gejala termasuk kenaikan berat badan, kepekaan terhadap dingin, kelelahan, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).